Tidak bisa dipungkiri salah satu hal yang membuat orang tidak tertarik atau bahkan tertarik pada matematika adalah rumus matematika. Menjadi tidak menarik karena begitu banyak rumus yang harus dihapal menjadi menarik ketika beberapa permasalahan dalam matematika dapat diselesaikan menggunakan rumus praktis atau sering juga disebut rumus cepatnya.
Sebelumnya saya pernah menuliskan kegusaran saya tentang rumus cepat yang banyak diandalkan oleh bimbingan belajar ( salah satu strategi menggaet siswa ) di artikel Tips dan Trik Matematika, Yup jujur sampai hari inipun saya menyangsikan ketangguhan rumus cepat itu dalam membantu siswa memahami sebuah materi.
Salah satu alasan sederhananya adalah bahwa sebagian rumus cepat merupakan rumus kondisional, artinya ia hanya untuk berlaku untuk kondisi atau keadaan tertentu sehingga tentu saja anda tidak dapat menggunakannya pada kondisi atau keadaan yang berbeda/lain.
Berikut ini adalah salah satu contohnya :
Sebuah bola dijatuhkan dari ketinggian 10 m. Setiap kali menyentuh tanah bola tersebut memantul kembali dengan ketinggian ¾ kali dari tinggi sebelumnya. Jika bola tersebut memantul terus – menerus hingga berhenti, hitunglah panjang lintasan yang dilalui oleh bola tersebut !
Jawab :
Panjang lintasan = a ( jumlah rasio/selisih rasio)
( Klik disini untuk melihat bagaimana rumus itu didapatkan/diturunkan ).
dimana a adalah suku pertama
Karena rasionya ¾ maka kita dapat :
jumlah rasio = 4 + 3 = 7
selisih rasio = 4 - 3 = 1
Panjang lintasan = 10 (7/1) = 70 m
Sepintas memang rumus cepat benar - benar sangat membantu anda dalam meyelesaikan soal diatas, tetapi karena bentuk soal tersebut sudah sering sekali keluar maka sekarang ini saya melihat redaksi dari soal tersebut mulai berubah (coba anda perhatikan perubahan yang terjadi).
Sebuah bola dijatuhkan dari ketinggian 10 m. Setiap kali menyentuh tanah bola tersebut memantul kembali dengan ketinggian ¾ kali dari tinggi sebelumnya. Jika bola tersebut memantul terus – menerus hingga berhenti, hitunglah panjang lintasan yang dilalui sejak pantulan yang ke-3 hingga berhenti oleh bola tersebut !
Bagi anda yang tidak teliti dalam menjawab soal tersebut dan masih mengandalkan kehebatan dari rumus cepat anda pasti akan kecewa karena jawaban anda telah keliru. Perbedaan dari soal tersebut memang terletak pada sejak pantulan keberapa lintasan bola yang akan dihitung, sehingga rumus cepat yang tersaji tentu tidak dapat menjawab permasalahan tersebut.
Nah ini akan berbeda jika anda memahami dengan benar materi yang ada atau anda memahami bagaimana rumus cepat itu diturunkan, maka ketika sebuah soal mengalami perubahan pada redaksi dan pertanyaannya maka saya yakin anda akan tetap dapat menjawab soal itu dengan baik.
Akhir dari tulisan ini saya hanya ingin mengingatkan bahwa matematika adalah pelajaran yang mengajarkan bagaimana anda berpikir secara sistematis, logis, dan runut dan bukan pelajaran yang menuntut kepraktisan. Yup, berlatih mengerjakan soal dalam matematika adalah sebuah keniscayaan bukan malah kemudian menghapal rumus cepat yang terkadang lebih bersifat kondisional.
So, apakah sekarang anda masih mengandalkan kehebatan dari rumus - rumus cepat tersebut ?
Sebelumnya saya pernah menuliskan kegusaran saya tentang rumus cepat yang banyak diandalkan oleh bimbingan belajar ( salah satu strategi menggaet siswa ) di artikel Tips dan Trik Matematika, Yup jujur sampai hari inipun saya menyangsikan ketangguhan rumus cepat itu dalam membantu siswa memahami sebuah materi.
Salah satu alasan sederhananya adalah bahwa sebagian rumus cepat merupakan rumus kondisional, artinya ia hanya untuk berlaku untuk kondisi atau keadaan tertentu sehingga tentu saja anda tidak dapat menggunakannya pada kondisi atau keadaan yang berbeda/lain.
Berikut ini adalah salah satu contohnya :
Sebuah bola dijatuhkan dari ketinggian 10 m. Setiap kali menyentuh tanah bola tersebut memantul kembali dengan ketinggian ¾ kali dari tinggi sebelumnya. Jika bola tersebut memantul terus – menerus hingga berhenti, hitunglah panjang lintasan yang dilalui oleh bola tersebut !
Jawab :
Panjang lintasan = a ( jumlah rasio/selisih rasio)
( Klik disini untuk melihat bagaimana rumus itu didapatkan/diturunkan ).
dimana a adalah suku pertama
Karena rasionya ¾ maka kita dapat :
jumlah rasio = 4 + 3 = 7
selisih rasio = 4 - 3 = 1
Panjang lintasan = 10 (7/1) = 70 m
Sepintas memang rumus cepat benar - benar sangat membantu anda dalam meyelesaikan soal diatas, tetapi karena bentuk soal tersebut sudah sering sekali keluar maka sekarang ini saya melihat redaksi dari soal tersebut mulai berubah (coba anda perhatikan perubahan yang terjadi).
Sebuah bola dijatuhkan dari ketinggian 10 m. Setiap kali menyentuh tanah bola tersebut memantul kembali dengan ketinggian ¾ kali dari tinggi sebelumnya. Jika bola tersebut memantul terus – menerus hingga berhenti, hitunglah panjang lintasan yang dilalui sejak pantulan yang ke-3 hingga berhenti oleh bola tersebut !
Bagi anda yang tidak teliti dalam menjawab soal tersebut dan masih mengandalkan kehebatan dari rumus cepat anda pasti akan kecewa karena jawaban anda telah keliru. Perbedaan dari soal tersebut memang terletak pada sejak pantulan keberapa lintasan bola yang akan dihitung, sehingga rumus cepat yang tersaji tentu tidak dapat menjawab permasalahan tersebut.
Nah ini akan berbeda jika anda memahami dengan benar materi yang ada atau anda memahami bagaimana rumus cepat itu diturunkan, maka ketika sebuah soal mengalami perubahan pada redaksi dan pertanyaannya maka saya yakin anda akan tetap dapat menjawab soal itu dengan baik.
Akhir dari tulisan ini saya hanya ingin mengingatkan bahwa matematika adalah pelajaran yang mengajarkan bagaimana anda berpikir secara sistematis, logis, dan runut dan bukan pelajaran yang menuntut kepraktisan. Yup, berlatih mengerjakan soal dalam matematika adalah sebuah keniscayaan bukan malah kemudian menghapal rumus cepat yang terkadang lebih bersifat kondisional.
So, apakah sekarang anda masih mengandalkan kehebatan dari rumus - rumus cepat tersebut ?
11 komentar:
Gimana tips untuk dpt mghitung cepat!
Dan bisa mghafal rumus dgn baik?
teringat akan fisika yang rumus-rumusnya dikembangkan dari rumus dasar :)
bagi saya, rumus yang terpenting adalah "bisa=mengerti+terbiasa!" :)
terinakasih, sangat membantu rasa penaaran saya. soal tersebut keluar pada tes seleksi cpnsd kota semarang tahun 2009.
Betul tuh Saya sebagai pecinta matematika juga ikut prihatin. Orang bisa mengerti suatu pesan jika disampaikan dengan jelas. Begitu juga penyelesaian matematika. Orang lain akan menikmati hasil pekerjaan matematikanya jika dikerjakan dengan sistematis dan penuh makna.
Kalo menurutku sih sebenarnya rumus cepat bisa jadi manfaat atau batu sandungan untuk mengembangkan kekreatifan. Manfaatnya kita bisa mengerjakan soal UAN atau SNMPTN dengan cepat(walau tak bertahan lama). Disisi lain itu dapat menghilangkan kekreatifan orang dalam menemukan ide-ide baru yang unik, karena semuanya sudah terstruktur. Menurutku, rumus cepat yang baik itu rumus cepat yang dapat membuat siswa lebih mengembangkan kekreatifannya.
blog u bagus. ayo join - gratis mumpung membernya masih sedikit. http://adepromo.com/?id=via
akuh...semakin pengen masuk jurusan matematika...semakin sulit soalnya semakin akuh sayang...smangat matematika...
soal favorit kuh trigonometri...
Ehm rumus cepat juga berguna kalau diperlukan untuk ujian yg bersifat cepat, seperti UMPTN, TPA dll.
Tapi mengerti dan memahami proses penyelesaian secara sistematis itu juga penting untuk menghadapi kemungkinan kasus yang lebih komplek.
Dua-duanya bermanfaat, asal pada tempat yang sesuai.
Mengerti rumus singkat dan memahami proses penyelesaian matematika secara sistematis itu jauh lebih baik daripada hanya sekedar rumus singkat [ penyelesaian secara cepat, tanpa kaidah yang benar ].
Rumus cepat terutama digunakan pada saat tes yang memerlukan waktu singkat seperti saat UMPTN atau saat TPA.
MARI KITA SADARKAN PELAJAR UNTUK WASPADA DALAM MENGGUNAKAN RUMUS PRAKTIS. LEBIH BAIK PAHAM KONSRPNYA
thx pak
gak serumit yang saya kira, saya coba pakai logika ini soal gak kejawab" karena ngitung pantulannya, untung lg pas tryout haha :D
Posting Komentar